Senin, 19 Desember 2011

Pen*s dan Masa Depannnya


Siapa yang tidak tahu internet jaman sekarang? Jutaan web tersedia dari yang kelas pedangan siomay sampai web kelas atas ada tersedia. Dari informasi paling surgawi sampai informa untuk bakul gethuk  juga ada. Tentu keberadaan internet ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Orang-orang berlomba memberi informasi yang mereka tahu kepada dunia. Segala kreasi, imajinasi dan karya dipamerkan serta ada yang diperjualbelikan.
Bagi mahasiswa keberadaan internet ini seperti guru serba tahu dan serba baik hati. Segala tugas dan informasi yang mereka butuhkan ada di internet. Kalau istilah kerennya tinggal ctrl+c, ctrl+v, edit lalu print. Wazzza! Tugas terselesaikan dengan hitungan menit. Tidak seperti kuliah jaman batu, dimana kita harus mencari mati-matian sumber-sumber buku yang ejaannya masih jaman PKI.
Kembali ke topik internet kita. Salah satu yang soroti adalah tentang iklan PENIS! Ya! PENIS! Hampir kebanyakan web yang saya kunjungi, entah itu download lagu, materi kuliah atau memang web porno iklannya kebanyakan tentang Perbesar Penis atau Perpanjangan Penis. Suatu hal yang luar biasa ketika penis diumbar dimana-mana.
Mencermati tentang iklan penis, salah satu indikasi dari banyaknya iklan yang bermunculan adalah pemilik iklan tersebut mampu menyewa web untuk daitaruh iklan penis. Berarti pemilik iklannya orang kaya. Atau setidaknya iklannya mampu menarik perhatian banyak konsumen untuk memvermak penisnya.
Dari begitu banyaknya konsumen yang memvermak penisnya, muncul pertanyaan baru. Mengapa begitu banyak orang memvermak penisnya?? Memang ada masalah apa sampai-sampai vermak penis begitu mendunia saat ini?
Beberapa dugaan mulai saya lontarkan. Ketika membicarakan tentang penis, maka kita akan berbicara masalah seksualitas. Ya, karena penis merupakan salah satu alat sex. Apakah seks mulai menjadi trend saat ini? Apakah seks mulai menjadi tolak ukur sebuah hubungan, kehormatan atau harga diri?
Apabila hal ini benar, maka pergeseran moral dan norma agama sudah menuju tepi jurang. Ketika manusia lebih mengutamakan seks dalam kehidupan. Seks menjadi tolak ukur keharmonisan keluarga diatas akhlak, seks menjadi sebuah harga diri ketika remaja berhasil melepaskan keperawanan atau keperjakaannya.
Tidak salah memang bila tujuan dari iklan tersebut membantu pasangan yang resmi dan membutuhkannya karena gangguan organ tersebut. Kita juga tidak dapat melarang hak orang dalam menyalurkan hasratnya. Tiap orang memiliki keunikan sendiri-sendiri.
Kemungkinan kedua adalah bahwa masa depan dari penis itu sendiri terancam. Entah ancaman berupa turunan genetis manusia yang mulai berubah atau pemanasan global saat ini mulaimengancam keberadaan penis. saya tidak tahu hubungan pasti secara medisnya, namun hanya itu yang mampu saya gambarkan atas menjamurnya iklan penis dimana-mana.