Sabtu, 05 November 2011

Me vs Steve Job

Entah mengapa judul tersebut langsung tercetus dikepala. Padahal nantinya tulisan ini tidak membahas tentang steve jobs atau produk apple lainnya. Semua orang tahu bahwa steve merupakan pendiri apple. Semua yang berkaitan dengannya adalah hal luar biasa. Dari mulai cerita kehidupannya, ide-idenya bahkan sampai pidato dan kata-katanya banyak menginspirasi orang banyak. Berbeda dengan saya yang hanya mahasiswa tingkat akhir, memiliki nilai pas-pasan, kantong pas-pasan dan wajah yang pas-pasan pula.
Berawal dari sebuah toko buku yang terkenal, sebut saja itu Gramedia, yang menyediakan berbagai macam buku-buku dengan variasi bidang keilmuan. Buku-buku yang dijual pun bukan buku kelas gorengan. Ya! Yaiyalah karena sebelum terbit buku-buku tersebut diseleksi dulu, jadi tidak asal terbit.
Lanjut ke topik utama dimana saya memasuki rak demi rak mencari buku Tarot. Niatan awal memang mencari buku tersebut walaupun ditutupi alibi ingin mencari buku Metode Penelitian Kuantitatif. Berbekal uang tiga ratus ribu hasil mengemis pada orang tua, saya dengan semangat perjaka 45 mencari buku tarot yang saya cari-cari ternyata stoknya sudah habis.
Bingung karena sudah ada di toko buku gramedia, saya memutuskan untuk meilhat-lihat buku yang mungkin bisa menggugah minat saya untuk membaca.
Luar biasa! Kini banyak orang telah sukses dan mereka membagi cara sukses mereka dengan buku. Banyak cara untuk menjadi sukses. Dari mulai berbisnis, bermain saham, politik, pendidikan dan lain-lainnya. Setiap tujuan sukses sendiri digambarkan dengan gambaran yang menarik hati. Siapa yang tak mau kaya? Siapa yang tak mau bisa berbahagia menjalani rumah tangga? Siapa yang tak mau menjadi orang yang super cerdas?
Mungkin beberapa kalimat tersebut merefleksikan gambaran iming-iming yang ditawarkan bila berhasil membaca buku tersebut sampai habis-dari kata pengantar sampai daftar pustaka, kalau perlu sampai sampul belakangnya juga. Begitu banyak kata-kata bijak, begitu banyak jalan, begitu banyak cara dan trik. Bahkan mungkin kalau dikumpulkan semua kata-kata bijak tersebut mungkin bisa lebih tebal dari pada Al-Qur’an dan Injil yang dicetak berserta artinya.
          Saking banyaknya, tidak jarang pula kata-kata bijak tersebut menganjurkan hal-hal yang bertentangan dengan kata-kata bijak lainnya. Dapat dijumpai pula salah satu jalan untuk sukses tersebut juga bertentangan dan saling merendahkan jalan sukses lainnya.
Saya bingung, kata bijak mana yang harus saya anut ditengah jutaan kata-kata bijak yang dari tokoh dunia, ABG labil yang memposting kata-kata bijaknya di facebook atau twitter atau bahkan supir truk dan angkot yang begitu puitisnya menulis kata-kata mutiara di bak truknya. Bingung, jalan sukses mana yang saya tempuh ditengah ruwetnya peta kesuksesan yang digoreskan pengusaha top, cendekia jenius ubanan atau orang gila berdasi atau orang gila bercawet bekas macam Tony Blank.
Semua jalan, semua kata bijak itu memiliki kebaikan masing-masing. Tapi bukan berarti kebaikan itu bisa digunakan oleh masing-masing orang. Setiap orang pasti punya situasi sendiri-sendiri yang membuat jalan sukses bukan menjadi jalan terang benderang, malah  menjadi jalan buntu atau kata bijak menjadi kata-kata sampah. Misalnya kata bijak ”merokok memyebabkan serangan jantung, impotensi, kantong kering dan gangguan jiwa lainnya” diterapkan pada petani tembakau. Tentu saja hanya menjadi kata konyol.
Kembali lagi pada kebingungan saya di tengah rak-rak buku toko Gramedia. Masih bingung ingin mengambil buku yang mana, kata bijak apa yang akan saya yakini, jalan sukses mana yang akan tempuh. Di satu titik nadir, akhirnya Allah yang sangat menyayangi saya memberikan sedikit pencerahan.
Tiba-tiba muncul mbak-mbak cantik lewat(lumayan pemandangan), serta suara dalam hati "Ambil yang kau mau, lakukan apa yang kau mau". Ya! Kata itu langsung menginspirasi dan memberitahu saya banyak hal. Saya tahu yang saya inginkan dan saya tahu apa yang akan saya lakukan di masa datang.
Saya hanya ingin menikmati hidup saya. Menjadi diri saya sendiri. Tak perlulah meyakini jutaan kata bijak dari jutaan tokoh. Tak perlu saya memposting status di facebook kata mutiara dari steve job, albert Einstein atau ustad cabul. Yang penting saya menyenangi hal itu.
Tak perlu saya mengikuti semua ajakan jalan sukses para bintang. Saya hanya ingin membuat rute hidup saya sendiri. Rute dimana saya bisa membuat peta jalan menuju kemanapun yang saya mau. Rute dimana saya bebas tersenyum, bebas bertingkah, bebas memilih buku mana saja yang ingin saya baca. Yang penting itu ga nyolong, ga haram dan bermanfaat bagi saya.
Saya ingin hidup santai, menikmati hidup dengan keluarga dan teman-teman. Beraktivitas bersama, tertawa bersama dan mungkin kita akan menangis bersama-sama tanpa terlalu banyak aneh. Terserah saya dibilang pemalas, pengecut karena ingin terus di zona nyaman atau apalah petuah bijak yang bertentangan.
Buku apapun, kata bijak apapun, jalan manapun, yang penting saya suka. Tuhan tidak menciptakan  kita untuk menderita. Bebas berkehendak, itulah yang membedakan manusia dengan lainnya. Zona manapun yang ingin diabanin, yang penting saya suka dan mau.
Tuhan mungkin tidak selalu ingin kita jadi yang terbaik, namun yang penting kita melakukan yang terbaik. Dan yang terbaik bagi saya adalah yang saya suka.